Sabtu, 15 Oktober 2011

Laporan Training Pertanian Organik

Laporan Pertanggungjawaban (LPJ)

PELATIHAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK
Tema :
Dengan Pertanian Organik Kita Wujudkan Lingkungan yang Sehat dan Biaya Produksi Yang Murah
D
I
S
A
M
P
A
I
K
A
N
KEPADA
SEKOLAH DEMOKRASI ACEH UTARA


PELAKSANA
Departemen Ekonomi dan Kemiskinan


Oktober 2011


LAPORAN NARASI PELATIHAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK
A.       Pendahuluan
Sejak Revolusi Hijau, petani di Aceh lebih suka menggunakan pupuk an organik dibandingkan bercocock tanam secara alami (organik). Mereka meninggalkan kebiasaan lama menggunakan pupuk organik sehingga semakin hari semakin tergantung pada pupuk buatan yang praktis karena mudah didapat dipasaran dan mudah digunakan.  Sejalan dengan perkembangan penerapan berbagai teknologi dalam upaya peningkatan mutu intensifikasi dengan penggunaan benih unggul bermutu, maka penggunaan pupuk anorganik menjadi kebutuhan prioritas petani dalam melaksanakan kegiatan usaha taninya.

Intensifnya pengguanaan pupuk an organik menyebabkan menipisnya kadar bahan organik dalam tanah, sehingga tanah menjadi keras dan padat. Keadaan ini harus segera diatasi, untuk itu Departemen Ekonomi dan Kemiskinan mengadakan pelatihan Pembuatan Pupuk Organik di Gampong Matang Munye Kecamatan Matang Kuli Kabupaten Aceh Utara pada Hari Jum’at tanggal 7 Oktober 2011.

B.    Kegiatan
Kegiatan ini bernama Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik yang bertemakan “Dengan Pertanian Organik Kita Wujudkan Lingkungan yang Sehat dan Biaya Produksi Yang Murah”
 Proses Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik
1.      Pembukaan
Acara Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik ini dibuka oleh Ketua Departemen Ekonomi dan Kemiskinan Sekolah Demokrasi Aceh Utara, Amru Alba Abqa.
Dalam acara pembukaan, Amru Alba Abqa mengatakan :
-          Pertanian organik sebenarnya bukan hal baru, sistem pertanian organik adalah sistem pertanian yang sudah dilakukan oleh nenek moyang kita puluhan tahun yang lalu. Pertanian an organik atau istilah lain pertanian dengan menggunkan bibityang dapat dibeli ditoko, pupuk NPK, pupuk KCL (pupuk buatan) serta obat-obatan untuk membunuh hama baru dilakukan pada tahun tujuh puluhan atau dengan istilah lain saat revolusi hijau disosialisasikan kepada masyarakat pedesaan oleh pemerintah orde baru.  Pada masa orde baru, bahkan sampai sekarang, pemerintah dan masyarakat Aceh lebih mementingkan hasil produksi dibandingkan menjaga kesehatan manusia sehingga dilaksanakanlah dengan menggunakan sistem intensifikasi pertanian.
-          Padahal obat-obatan yang disemprotkan pada tanaman pertanian, itu bukanlah obat melainkan racun yang sangat merusak lingkungan bahkan merugikan kesehatan manusia untuk jangka panjang. Apalagi bahan kimia yang disemprotkan pada tanaman dibawa angin dan sisanya dihirup oleh manusia saat bernafas. Dulu masyarakat Aceh hanya membutuhkan tanah sebagai lahan (tanah sawah dan ladang), cangkul, kerbau dan peralatan untuk membajak yang dibuat dari kayu lalu ditarik oleh kerbau.
-          Pada masa itu, kenderaan yang digunakan petani  juga hanya sepeda sehingga kelestarian alam selalu terjaga, tidak merusak lingkungan dan padi yang dipanen tahun ini masih bisa disimpan untuk ditanam lagi (dijadikan sebagai bibit) untuk masa tanam berikutnya. Bibitnya bagus, tidak mudah busuk dan hasil panen mendapatkah berkah dari Allah SWT. Ini terbukti dari padinya bisa disimpan setahun, sedangkan padi sekarang disimpan 3 (tiga) bulan saja sudah busuk. Setelah masyarakat menggunakan pestisida dan padi ditanam 3 (tiga) kali setahun (usia padi sekarang hanya 100 hari) malah Indonesia kekurangan beras. Untuk tahun ini pemerintah Indonesia harus mengimpor beras dari Thailand dan Vietnam sebanyak 1,6 juta ton. Kalau kita bandingkan biaya produksi yang harus dikeluarkan petani seperti bibit, pupuk, obat-obatan (racun), ongkos kerja, peralatan dan bahan dengan hasil yang didapat petani setelah panen sangat tidak menguntungkan, makanya petani kita selalu miskin.
Demikian penjelasan Amru Alba Alba selaku Ketua Panitia Pelaksana Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik.
2.      Moderator
Moderator pelatihan Pembuatan Pupuk Organik ini adalah Nurhaslita Sari dari Departemen Ekonomi dan Kemiskinan Sekolah Demokrasi Aceh utara.
3.      Materi Pelatihan
Narasumber Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik adalah Bapak Khalil Syakbi (Dosen Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh).
Kesimpulan materi yang disampaikan Khalil Syakbi pada pelatihan ini adalah sebagai berikut :
Teknis Pembuatan Pupuk Kompos dan Pupuk Bogasi
Pupuk kompos merupakan campuran bahan organik (seperti daun tanaman yang sudah mengalami pembusukan) dan kotoran hewan. Pupuk kompos dan bokasi bukan hanya sebagai pupuk bagi tanaman tetapi juga dapat meningkatkan kualitas tanah. 
Pupuk Kompos
Bahan-bahan untuk pembuatan pupuk kompos :
-          Kotoran ternak (pupuk kandang, urin/ kencing)
-          Dedaunan (berbagai jenis dedaunan seperti rumput, gulma, dll)
-          Sisa pembakaran (abu dapur, sekam padi, dll)
Cara pembuatan pupuk kompos :
1.      Bahan-bahan tersebut dicacah dan dicampur dengan kotoran ternak (1 : 3)
2.      Bahan-bahan tersebut disusun berlapis-lapis 5-10 cm kotoran ternak, dedaunan dan abu (sisa pembakaran)
3.      Tumpukan kompos lebih baik memiliki panjang, lebar dan tinggi ukuran 1 meter
4.      Kompos akan berhasil baik jika dibuat sekali jadi
5.      Tutuplah kompos tersebut dengan anyaman daun kelapa, pelepah pisang, atau bahan lain
Setiap bahan disusun dan dibuat bertingkat-tingkat masing-masing 10 cm.  Sebelum disimpan, kotoran ternak, sekam dan air dicampur lebih dulu.
Perbedaan kompos dan bokasi :
-          Kompos membutuhkan waktu 30 hari untuk membuatnya
-          Bokasi hanya membutuhkan waktu 7 hari untuk pembusukan
Pembuatan Pupuk Bokasi
Pupuk bokasi adalah pupuk alternatif yang ramah lingkungan dimana proses pembutannya hampir sama dengan kompos, bedanya pupuk bokasi dipermentasi dengan memamfaatkan EM-4
Beberapa pengaruh EM-4 yang menguntungkan dalam pupuk bokasi :
-          Memperbaiki perkecamban bunga dan buah
-          Memperbaiki lingkungan fisik, kimia dan biologi tanah serta menekan pertumbuhan hama dan penyakit dalam tanah
Bahan – bahan yang digunakan dalam pembuatan bokasi :
-          Pupuk kandang                 : 300 kg
-          Sekam padi                         : 150 kg
-          Dedak                                   : 50 kg
-          Gula                                       : 0,5 kg dicairkan dalam 200 m air
-          EM-4                                       : 0,5 liter
-          Air                                           : secukupnya
Cara pembuatan Bokasi :
1.      Larutkan EM-4 dan gula kedalam air
2.      Pupuk kandang, sekam padi dan dedak dicampur secara merata
3.      Siramkan EM-4 secara perlahan-lahan kedalam adonan secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30%
4.      Bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak menetes dan bila kepalan tangan dilepas maka adonan susah pecah (megar)
5.      Adonan digundukan diatas ubin yang kering dengan ketinggian minimal 15-20 cm
6.      Kemudian ditutup dengan karung goni selama 4-7 hari
7.      Pertahankan gundukan adonan maksimal 50 derajat, bila suhunya lebih dari 50 derajat C
8.      Kemudian tutup kembali dengan karung goni
9.      Suhu yang tinggi dapat menyebabkan bokasi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan
10. Pengecekan suhu sebaiknya dilakukan setiap 5 jam sekali
11. Setelah 4-7 hari bokashi sudah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik

Ini skala biasa (membuat bokasi dengan cara sederhana), ada juga yang menggunakan pupuk NPK dalam pembuatan bokasi. Yang kita buat sekarang adalah yang sangat sederhana, yang penting kita harus tahu dulu bahan-bahan yang dibutuhkan.
Beda mamfaat pupuk organik dengan pupuk kimia (pupuk putih) adalah :
Pupuk organik tidak merusak lingkungan karena bahan-bahan yang digunakan adalah bahan-bahan alami yang ada disekeliling kita, sedangkan pupuk an organik (kimia) bersifat pemaksaan, makanya prosesnya cepat (proses penyembuhan tanaman cepat) perkembangbiakan tanaman juga berjalan cepat, dapat kita lihat hasilnya dalam waktu singkat.
Teori tentang pembutan pupuk organik ini dimulai pukul 09.40 wib dan selesai pukul 12.00 wib. Teori ini hanya dilaksanakan sampai pukul 12.00 wib karena pelatihan dilakukan pada hari jum’at, peserta harus istirahat untuk shalat jum’at dan makan siang. Pelatihan tidak bisa dilaksanakan pada hari lain (selain Jum’at) karena petani peserta pelatihan selalu pergi kesawah karena sekarang lagi musim panen.
Praktek Pembuatan Pupuk Organik.
Praktek pembuatan pupuk organik dimulai pukul 14.30 dan selesai pukul 16.30 wib. Sedangkan cara pembuatannya sudah dijelaskan diatas. Praktek pembuatan pupuk organik diikuti oleh 22 orang peserta (petani Gampong Matang Menye Kecamatan Matang Kuli) yang sudah mengikuti teori tentang tata cara membuat pupuk organik pada pagi hari. Dokumentasi proses pembuatan dapat dilihat pada photo-photo yang kami sertakan dalam laporan ini.
4.      Penutupan
Pelatihan Pembutan Pupuk Organik ditutup oleh Ketua Departemen Ekonomi dan Kemiskinan Sekolah Demokrasi Aceh utara Amru Alba Abqa, yang juga Ketua Panitia Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik di gampong Matang Munye Kecamatan Matang Kuli Aceh Utara. Saat penutupan, Amru Alba Abqa berharap apa yang sudah dipelajari sehari penuh, mulai dari teori dipagi hari sampai praktek tentang cara pembuatan pupuk organik pada sesi siang hingga sore hari dapat diterapkan dikelompok Tani Gampong Munye.
Untuk kedepan diharapkan masing-masing peserta pelatihan dapat membuat sendiri pupuk organik sesuai kebutuhan untuk digunakan sebagai pupuk pada tanaman padi maupun tanaman palawija lainnya yang ditanam oleh masing-masing peserta pelatihan. Jika peserta pelatihan membutuhkan pupuk dalam jumlah yang banyak maka bisa dibuat secara berkelompok dengan cara mengumpulkan bahan yang dibutuhkan secara patungan, membuat bersama-sama di kelompok untuk digunakan secara bersama-sama pada tanaman masing-masing anggota kelompok.

C.  Waktu dan Tempat
Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik dilaksanakan pada Hari Jum’at tanggal 07 Oktober 2011 dari pukul 09.00 wib sampai pukul 16.30 wib di Gampong Matang Munye Kecamatan Matang Kuli Kabupaten Aceh Utara.

D.   Indikator Keberhasilan
-          22 orang petani dari Gampong Matang Munye telah mengikuti Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik
-          22 orang petani dari Gampong Matang Munye telah tahu cara membuat pupuk organik
-          22 orang petani Gampong Matang Munye telah tahu cara membuat pupuk bokasi
-          22 orang petani di Gampong Matang Munye telah mendorong percepatan penggunaan pupuk organik ditingkat gampong dan meninggalkan pupuk an organik yang mengandung pestisida
-          22 orang petani Gampong Matang Munye telah menggunakan pupuk organik pada tanamannya
-          22 orang petani Gampong Matang Munye pendapatannya akan meningkat karena biaya produksi dapat ditekan dengan menggunakan pupuk buatan sendiri

E.    Penerima Mamfaat
Penerima mamfaat adalah peserta (Kelompok Tani Gampong Matang Munye) yang mengikuti Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik sebanyak 22 orang. Adapun nama-nama penerima mamfaat adalah sebagai berikut :
No
Nama
Alamat
Jabatan
1
M. Ali
Matang Munye
Tuha Peut
2
M. Yunus
Matang Munye
Anggota Kelompok
3
Sulaiman
Matang Munye
Anggota Kelompok
4
Budimansyah AB
Matang Munye
Sekretaris
5
Abdurrahman
Matang Munye
Anggota Kelompok
6
Yacob I
Matang Munye
Kepala Dusun  Cot Tuwara
7
Jafaruddin Abu
Matang Munye
Anggota Kelompok
8
Heri
Matang Munye
Anggota Kelompok
9
Mansur
Matang Munye
Tuha Peut
10
M. Thaib
Matang Munye
Kaur Pembangunan
11
M. Yunus A
Matang Munye
Anggota Kelompok
12
Budimansyah
Matang Munye
Kepala Dusun Cot Ule Bu
13
Idris
Matang Munye
Anggota Kelompok
14
Muhammad
Matang Munye
Kaur Umum
15
Ramli B
Matang Munye
Anggota Kelompok
16
Abdul Muttalib
Matang Munye
Anggota Kelompok
17
Ramli
Matang Munye
Anggota Kelompok
18
Jafar
Matang Munye
Anggota Kelompok
19
Jamaluddin
Matang Munye
Anggota Kelompok
20
Darkshi
Matang Munye
Anggota Kelompok
21
Syahruddin
Matang Munye
Anggota Kelompok
22
M. Yacob
Matang Munye
Geusyik Gampong

Selain anggota Kelompok Tani Matang Munye, para undangan juga bisa memetik mamfaat dari pelatihan ini. Para undangan yang diundang dari Sekolah Demokrasi Aceh Utara (SDAU) untuk mengikuti pelatihan ini sebanyak 3 orang (masing-masing Jafriadi, Ade Ahmad Ilyasak dan Raisa Agustiana). Sedangkan perwakilan dari LSM SEPAKAT sebanyak 2 (dua) orang, yaitu Muksalmina dan Eka Saputra.

F.    Pelaksana dan Pemateri
Pelaksana Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik adalah Departemen Ekonomi dan Kemiskinan Sekolah Demokrasi Aceh Utara. Pelaksana kegiatan (panitia) pelatihan ini berjumlah 5 orang. Adapun nama-nama panitia adalah sebagai berikut :
1.      Amru Alba Abqa   (Ketua merangkap anggota)
2.      Nurhaslita Sari         (Bendahara merangkap anggota)
3.      Jefri Susetio              (Anggota/ Seksi Dokumentasi)
4.      Junaidi Zainuddin  (Anggota/ Seksi Konsumsi)
5.      Anwar                       (Anggota/ Seksi Akomodasi)
Pemateri Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik ini adalah Bapak Khalil Syakbi (Dosen Fakultas Pertanian Universitas Malikulsaleh Lhokseumawe).

Demikianlah Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) Proses Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik ini kami sampaikan kepada Sekolah Demokrasi Aceh Utara (SDAU) selaku penyandang dana bekerjasama dengan Komunitas Indonesia untuk Demokrasi (KID). Atas kerjasama yang baik, kami ucapkan terimakasih, semoga pelatihan ini bermamfaat bagi Kelompok Tani Matang Munye, Sekolah Demokrasi Aceh Utara dan LSM SEPAKAT.